Monday

Update Status Fesbuk, Hayo Tunjukin Aslimu. Liat Fakta dulu deh!!!

Berapa waktu yang lalu ketika saya mencoba mengais rejeki via Online, di sebuah situs saya menemukan hal menarik. Karena kebetulan untuk saya, Social Networking gak begitu demen, dan saya masih mencoba mempelajarinya, entah dari sisi sosialnya atau hanya mencoba menelusuri sifat dari user itu sendiri. Saya menemukan hal seru disana, namun kali ni via jejaring Facebook. Hehehe simple tapi ngeri jika ni dipake ma orang yang cerdas. Liat kepribadian dari Status?? Lets you see :

1. Sifat Super Update. Kapanpun dan di manapun selalu update status. Statusnya tidak terlalu panjang tapi terlihat bikin risih, karena hal-hal yang tidak terlalu penting juga dipublikasikan. Contoh : “Lagi makan di restoran A..”, “Dalam perjalanan menuju neraka..”, “Saatnya baca koran..”, “Mama ngomel, tante ngamuk”dan sebagainya. Nah ini namanya dah niatnya bener-bener nyari perhatian orang. Namun sayangnya tidak pada tempatnya.

2. Sifat Melankolis. Biasanya selalu curhat di status. Entah karena ingin banyak diberi komentar dari teman-temannya atau hanya sekedar menuangkan unek-uneknya ke facebook. Biasanya orang tipe ini menceritakan kisahnya dan terkadang menanyakan solusi yang terbaik kepada yang lain. Contoh : “Kamu sakitin aku..lebih baik aku cari yang lain..”, “Cuma kamu yang terbaik buat aku..terima kasih kamu sudah sayang ama aku selama ini..”. Yang kadang saya pikir, kalo dah ketemu ma hidung belang, selesai dah urusannya.

3. Sifat Tukang Ngeluh Pagi, siang, malem, semuanya selalu ada aja yang dikeluhkan. Contoh : ” Jakarta maceeet..!! Panas pula..”, “Aaaargh ujan, padahal baru nyuci mobil..sialan. .!!”, “Males ngapa2in.. cape hati gara2 si do’ i..”, dsb. Keliatan banget bukan? Orang seperti ini bisa jadi hanya mempunyai jiwa loyo tanpa semangat. Kayaknya dunia ni isinya mendung dan gelap

4. Sifat Sombong. Mungkin beberapa dari mereka ga berniat menyombongkan diri, tapi terkadang orang yang melihatnya, yang notabene tidak bisa seberuntung dia, merasa kalo statusnya itu kelewat sombong, dan malah bikin sebel. Contoh : “Otw ke Paris ..!!”, “BMW ku sayang, saatnya kamu mandi..aku mandiin ya sayang..”, “Duh, murah-murah banget belanja di Singapur, bow,”. Ini juga yang dapat menjadikan faktor kejahatan di facebook tau jejaring lainnya. Padahal kita tau justru orang yang “kaya” adalah mereka yang mampu tapi tetep cool. Yeaaahh... itu baru keren.. gak perlu di publish publish seperti itu.

5. Sifat Puitis. Dari judulnya udah jelas. Status nya selalu diisi dengan kata-kata mutiara, tapi ga jelas apa maksudnya. Bikin kita terharu? Bikin kita sadar atas pesan tersembunyinya? atau cuma sekedar memancing komentar? Sampai saat ini, tipe orang seperti ini masih dipertanyakan. Contoh : “Kita masing-masing adalah malaikat bersayap satu. Dan hanya bisa terbang bila saling berpelukan”, “Mencintai dan dicintai adalah seperti merasakan sinar matahari dari kedua sisi”, “Jika kau hidup sampai seratus tahun, aku ingin hidup seratus tahun kurang sehari, agar aku tidak pernah hidup tanpamu”. Hehehehe ane saranin ati ati deh ma orang kayak gini gan. Lanjuuutt.. :D

6. Sifat Manusia British. Tipe manusianya bisa seperti apa saja, apakah melankolis, puitis, sombong dan sebagainya. Tapi dia berusaha lebih keren dengan mengatakannya dalam bahasa Inggwis gicyu Low.. Contoh : “Tie and Chair..”, “I can tooth, you Pink sun..” dsb.. mungkin ada sisi positifnya karena disini yang bicara skill inggrisnya. Tapi ya apa bener seperti itu? Hehehe...

7. Sifat yang lebay atau berlebihan. Updatenya selalu bertema ‘gaul’ dengan menggunakan bahasa dewa.. ejaan yang dilebaykan.. Contoh..” met moulnin all.. pagiiieh yg cewrah… xixiixi” <<> aduh... kalau liat orang nulis begini tambah pusing. Mata minus jadi tambah ancur deh.. (+_+)

8. Sifat yang terobsesi. Mengharap tapi ga kesampaian.. pengen jd artis ga dapat-dapat. Contoh : “duwh… sesi pemotretan lagi! cape…” hehehe silahkan dikomentari sendiri ya teman teman. Saya juga agak rempong ma kayak ginian.

9. Sifat yang bisa dikatakan Sok Tau Sotoy tenarnya. Padahal dia sendiri tidak tahu apa yang ditulisnya. Contoh : “Pemerintah selalu memanjakan rakyatnya.. bla..bla…bla,”

10. Sifat Bioskop Mania. Update film yang abis ditonton dan kasih comment.. Contoh : “ICE AGE 3..Recomended! !”, “Transformers 2 mantab euy..” penting gak sih? Memang anda dibayar untuk mereview sebuah film? Kalo berkompeten gak masalah, namun kalo dah benturan ma yang bener bener penikmat film, trus merasa gak sesuai, bisa bercabe urusannya. :D hati hati berbicara walau kita demokrasi.

11. Sifat Entrepeneur. Contoh: “jual sepatu bla bla bla”. Yang penting dagangan laku ma bisa buat ngumpulin duit internet bulan ini.

12. Sifat Pengabdian Masyarakat Contoh: “jangan lupa dateng ke TPS, 5 menit utk 5 tahun bla..bla”. hehehe mendingan kayak gini ya?? Pasti cepet dah jadi anggota DPR

13. Sifat yang Alay. Ada berbagai macam versi, dari tulisannya yang aneh, atau tulisannya biasa aja, hanya saja kosakata nya ga lazim seperti bahasa alien. Samapai bahasa Sansekerta se Mpu Mpunya dibawa. Contoh:

Alay 1 : “DucH Gw4 5aYan9 b6t s4ma Lo..7aNgaN tin69aL!n akYu ya B3!bh..!!”

Alay 2 : “km mugh kog gag pernach ngabwarin aq lagee seech? kmuw maseeh saiangs sama aq gag seech sebenernywa? ”

Alay 3 : “Ouh mY 9oD..!! kYknY4w c gW k3ReNz 48ee5h d3ch..!!”

Saya heran ada aja. Bener bener kurang kerjaan kali ya??

14. Sifat Hidden Message. Ngeerriiii!!!! Tipe ini biasanya tidak to the point, tapi tentunya punya niat biar orang yg dituju membaca nya. (bagus kalo baca..kalo ngga? kelamaan nunggu) padahal kan bisa langsung aja sms ya.. Contoh : “For you my M***, I can’ t live without you..you are my bla bla bla..”,”Heh, cewe bajingan..ngapain lo deket2in co gw?! kyk ga laku aja lo..” (padahal cewek tersebut tidak ada dalam jaringannya. . mana bisa baca?)

15. Sifat Misterius. AAAUUUUWWW...(suara serigala kejepit jebakan tikus). Tipe yang biasanya bikin banyak orang bertanya tanya atas apa maksud dari status orang tersebut..Biasanya dalam suatu kalimat membutuhkanSubjek + Predikat + Objek + Keterangan. Tapi orang tipe ini mungkinhanya mengambil beberapa atau malah hanya 1 saja..Dan pastinyamengundang kontroversi. Contoh : “Sudahlah..” , “Telah berakhir..” (apanya??),”Termenung.. .” (so what gitu, loh) Kalian ngikut yang mana???

Mungkin tingkat akurasian tentang pembagian sifat tersebut masih dipertanyakan. Atau belum bisa dipake, belum lo. Hehehehe... Namun bisa saja digunakan. So, Stay care at Social Networking.

Nah buat temen temen yang bener bener maniak. Saya ada sedikit cerita yang mungkin bisa saja kita berada didalamnya. Dan kalau saya boleh menilai ini sangat sayang banget untuk kita.

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. “Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.”

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat
menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya.

Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.

bahan: dari berbagai sumber

semoga bermanfaat. Bernadtagger.


Hidup adalah Peluang Acak

Pernah disuatu malam. ya biasalah saat pulang kerja dan siap untuk istirahat. Saya melihat keluar jendela sejenak. Saya melihat tangan saya dan meraba hidung saya. Tiba-tiba muncul pertanyaan aneh di benak saya. Lho? Tuhan? ni aku ya? kok aku bisa bernad? kenapa aku ada didalam tubuh ini Tuhan? mmm... wah aku heran kenapa aku tidak di tubuh dosen saya itu? kenapa Tuhan aku sekarang tertidur? tidak berada diluar untuk bersepeda malam sambil mendengar musik? bagaimana ya rasanya menjadi wanita? apa yang saat ini temen sebelah ku pikir atau dia lakukan?

Pernah ada sebuah film atau dokumentari, tepatnya saya lupa banget. hehehhe maklum jarang perhatian ma sebuah film. disana masih terngiang jelas bahwa hidup adalah perhitungan tepat ilmu fisika alam yang konkrit yang susah dijelaskan. aduh pusing mendengarnya. (+_+)

Namun terlepas dari itu semua, dan disini saya tidak menyinggung masalah TAKDIR. Saya hanya ingin membagi pikiran dalam lingkup bahasan saya sendiri. Bahwa hidup adalah peluang acak yang diciptakan Tuhan. Dulu masih saya ingat ketika saya melihat sebuah kecelakaan di jalan. Saya berpikir, wah ini orang lagi Masalah, namun masalah ini adalah masalah yang dapat dikatakan negatif, karena kecelakaan pasti yang memang sakit. Sementara itu saya dan semua yang menyaksikan orang kecelakaan itu baru mendapat Masalah Positif karena kita tidak merasakan sakit karena kecelakaan. Bahkan saat itu mungkin ada yang bahagia karena nemu dompet berisi duit tunai dijalan.

Dari kejadian diatas saya tersirat pikiran. Jadi memang hidup ini adalah Peluang acak. Dimana saat itu teracak dimana ada peluang yaitu celaka dan bahagia. Dan karena acak, mungkin saja hal ini akan terjadi pada lainnya. Bisa saja bertukar posisi. Saya berpikir, gimana rasanya ni orang saat diliat atau dibantu oleh orang lain karena kecelakaan. Atau bagaimana ni sedihnya ketika dia kehilangan dompet seteleh menemukan dompet orang. Akhirnya benar, setelah beberapa waktu, saya mengalami musibah kecelakaan. Saat itu saya berkendara motor, saat itulah saya merasakannya. Dari sanalah saya mulai menyimpulkan dan saya mulai merasa bingung. Acak? ada kata yang lebih tepat? sampai saat ini saya masih bingung dan terus mencari.

Sebuah contoh kecil yaitu ketika berkendara. Di jalan, kata selamat adalah Peluang. Walau kelihatannya sepele namun kita selalu mencari peluang disana. Kita sering menyalip sebuah kendaraan, walau pelan setengah mati, tapi kita mencari peluang disana. Peluang disaat kendaraan dari arah berlawanan tidak ada dls. Sementara itu di sisi lain, ada sebuah mobil yang mencoba melakukan hal yang sama harus terjun ke jurang karena tidak mendapat peluang.

Trus apakah ini bisa menjadi motivasi? kalau kita mengartikan hal ini menjadi sebuah ketakutan atau menjadikan ini menjadi sebuah kewaspadaan, boleh. Namun, itu jangan terlalu lama. Motivasikan saja!!! jika kita belum sukses, yakinlah bahwa kita akan mendapatkan Peluang acak ini dan akan ditimpakan ke kita. Namun, peluang ini tidak akan saya kaitkan dengan apakah kita harus berjuang untuknya atau tidak. Saya yakin anda sudah tau jawabannya. Karena di jalan pun agar kita bisa menyalip dengan aman kita harus berusaha menyalip dengan tepat.

Lo buat saya yang sukses bisa jadi nggak lagi ya? hehehehe... sebuah kata dari ketidakpahaman maksut saya. apabila kita mengalami hal ini, berpikirlah bahwa sebentar lagi peluang acak kebalikannya akan datang lagi ke kita. Tentu dengan kita bertindak pula. Karena saya yakin Sukses dan tidak sukses hanya sebuah penilaian. Terlepas dari itu, penilaian datang karena perjuangan yang kita lakukan sekarang.

Jujur, saya masih belum menemukan titik terang dari apa yang saya postingkan ini dan saya pikirkan dari Peluang acak ini.

bernadtagger

Popular Culture

Pernah pada suatu forum diskusi di tempat saya, forum diskusi bulanan oleh karang taruna saat itu. Terjadi obrolan menarik dengan rekan saya dari UGM Program S2 Politik disana. Bersama kami saling bertanya mengapa dengan jogja? Mengapa sekarang budaya tersingkir dan arah perubahan sikap bahkan sikap dari generasi penerus daerah ini mulai ke arah yang dapat dikatakan tak semestinya.

Kalau mau seksama kita amati, sekarang Jogja dan wilayah sekitarnya, mempunyai pola dan suasana yang tidak jauh berbeda dari kota bandung atau bahkan jakarta. Memang tidak bisa kita pungkiri begitu majunya dengan begitu cepat kota gudek ini. Mungkin beban dari kota pelajar inilah faktor utama yang perlu kita kaji ulang. Dengan stigma para pelajar dari penjuru nusantara yang sebagian mengatakan, kalau mau belajar ya jogjalah tempatya. Dari sinilah masalah timbul. Para pelajar yang Mayoritas dari luar jogja ini dengan tegas dan sangat ketara membawa budaya mereka ke jogja. Mulai dari cara bergaul, cara berpakaian, berpandangan serta dalam melakukan aktivitas sehari-hari mereka. Dan kesemua itu tanpa tersaring oleh keadaan sosial ataupun norma-norma yang berlaku di jogja. Hal ini menyebabkan mau tidak mau kita sebagai orang “jawa” menerima dan “mengetahui” hal tersebut.

Kita mengetahui sebagai contoh kecil, dimana di budaya kejawen kita akan adanya unggah ungguh dalam lewat di depan orang dengan permisi. Dengan mudah sekarang kita lihat hal tersebut mulai tidak terlihat di beberapa titik dijogja. Khususnya daerah daerah yang menjadi tempat hunian para mahasiswa “urban” ini. Belum lagi tentang budaya berpakaian, yang secara khusus di jogja bahwa kesopanan dalam berpakaian merupakan hal yang mutlak. Namun, sekarang kita tahu “pawai” dan “pameran” paha dan pantat hampir terjadi di sekitaran jogja. Tidak ditugu, di benteng ataupun di tempat-tempat umum lainnya.

Belum lagi tentang eksis yang kadang tidak layak untuk dilakukan. Saya yakin bila dijelaskan akan panjang banget. Misal foto foto di aset budaya yang dulunya dilakukan oleh kaum pendatang saja. Yang mungkin hanya dilakukan untuk diabadikan bahwa mereka pernah ke jogja. Yang kadang mereka tidak tahu akan norma-norma disana. Dan sekarang orang pribumi pun ikut ikutan yang mungkin meraka harusnya tau akan kehormatan dari aset budaya tersebut.

Lantas apa pengaruhnya dengan remaja dan mahasiswa “kejawen” kita??? Pertanyaan yang kalo mo dijawab buat streessss memang…

Aneh tapi membingungkan. Kemungkinan adalah rasa terbuka kita. Kita tahu dengan orang kita yang dapat dikatakan “kagum” atau “terpesona” atau bahkan “kepengen” dan “gaul” lah. Secara tidak kita sadari secara pelan remaja dan mahasiswa (baca:REMA) kita ikut ikutan. Sekarang kita tau, mungkin bagi anda yang mempunyai anak melakukan kegiatan atau pun hal-hal yang telah menyimpang dari “jogja”. Hot pant pun menjadi hal biasa yang kita tau. Budaya tanpa permisi, dan yang paling mengecewakan adalah kesan anak jogja tidak terlihat lagi dengan tidak digunakan lagi bahasa kita. Lebih memilih bahasa gaul dan funky kata mereka.

Jangan kita mungkir, seberapa REMA yang bisa bahasa jawa? Apa mereka tau seluk beluk keraton? Apakah gudeg wijilan mereka tau “rasanya”? apa mereka tau cara memperlakukan tugu jogja? Apakah mereka bisa bermain gamelan? Apa mereka bisa menari khas jogja? Lantas apa mau dibanggakan? Perhatikan lagi, ada pepatah mengatakan “NEGARA DAN ORANG ADALAH MEREKA YANG MAJU DAN CERDAS SERTA TIDAK KETINGGALAN JAMAN APABILA MENJUNJUNG TINGGI BUDAYANYA SENDIRI”. Memang tidak sepenuhnya kita salahkan pada REMA. Hanya saja kita yang belum bisa menyaring hal hal dari luar yang masuk yang belum tentu tepat untuk kita. Sekarang apa sinkron ketika “Kota budaya” dibanjiri distro-distro pinggiran jalan? Apa “maen” kota budaya penuh nyaman dikelilingi oleh cafĂ©, club malem dan mal? Heheheh bagi orang luar oke, namun tunggu dulu. Tepat ni? Tepat disini mungkin iya, selama kita mampu menyaring dan mampu membuat segmentasinya. Bahkan Pak Sri Sultan sendiri pernah kecewa dengan pembanguna salah satu tempat perbelanjaan, hal ini lah salah satu indikasi kurangnya filter untuk jogja kita. Kota budaya kota berhati nyaman? Ni kota mana? Bandung?jakarta? ato jogja? Gimana kita mau menjawab perntanyaan ini…

Lalu idealny? Sebenarnya hal yang membuat salut adalah budaya yang hampir “serumpun dan serasa” dengan jogja, Bali. Dulu saya kenal dengan kerabat belajar. Putu dan Ketut. Yang disalutkan adalah mereka berdua mampu menujukkan kekayaan daerahnya. Kemampuan putu dalam memperagakan tari bali dan permainan alat musik bali yang hebat dari seorang Ketut. Sungguh hal yang menginspirasi untuk remaja usia SMA saat itu. Lantas kita? Ternyta di Bali dalam mempertahankan budaya sangat luar biasa. Disana terbangun hotel, kafe dls. Namun, karena penanaman budaya kedalam diri remaja sangat tinggi, maka secara otomatis pengaruh pengaruh dapat diatasi. Suasana yang indah di sana, ketika di setiap sudut rumah para remaja memakai pakaian adat mereka dan belajar tari bali dan gamelan disana. Dan terlepas dari pengaruh seperti yang jogja dan sekitarnya alami.

Dan sekarang pertanyaan, KOTA BUDAYA MANA YA? Apakah Jogja? Jakarta? Atau Bandung? Bisa saja terjadi. Karena lama-lama akan terpukul rata diantara kota itu. Segeralah bergerak dan selamatkan budaya jogja, minimal kita menikmatinya saja.

STOP POPULAR DAN URBAN CULTURE!!!

bernadtagger@ymail.com

Saya???

My photo
Saya adalah orang yang tidak mempunyai cita-cita, tapi saya adalah orang yang mempunyai mimpi. Dan saya akan terus mengejar mimpi-mimpiku itu, berlari dan terbang bersama angin