Idealisme dalam bermusik itu penting. bahkan sangat penting sekali ketika kita berhadapan dengan mainstream atau arus besar. kenapa kata kunci idealisme itu selalu kita gunakan? karena fungsi idealisme sendiri sangat paradoksial ( bertentangan dengan ketentuan umum, tapi mengandung kebenaran di dalamnya ).
Dalam bermusik idealisme adalah bahan bakar alternatif untuk kelanjutan citra dan pencitraan dalam kreasi yang akan keluar dari dapur kreasi kita. dalam bermusik idealisme itu ibarat mutiara yang terpendam di antara arang dan api. dimana ketika arus mainstream mencengkram dan membuang kita ke putaran arusnya. disinilah ketahanan suatu person ato band ( secara kolektif ) dengan idealisme akan di uji.
Jika kita beranjak dari kata idealisme dan musik sebagai penerjemah aplikasinya, maka disini saya akan mengambil term idealisme dalam bermusik sebagai budaya resistan terhadap budaya mainstream. banyak sub budaya yang lahir dari term resistanc terhadap mainstream ini, dan semuanya secara implisif ( makna yang tersembunyi ) sangat kontra diksi antara satu dengan yang laennya.
Contoh ketika musik rock n’ roll yang menjadi mainstream kala itu kemudian terjadi resistansi dari budaya musik punk. ternyata idealisme mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual dalam bermusik.dari resistan inilah lahir gagasan2 baru yang sangat radikal dan cerdas. yang akhirnya secara tidak sadar dan evolutifnya semua jenis musik itu berubah dan terinfluence satu dengan yang laennya. walaupun di awalnya kadang kedua budaya musik tersebut saling bertentangan. seperti rock n roll kontra punk yang akhirnya melahirkan punk rock. Saya setuju dengan pendapat om anton bahwa tidak ada budaya ato sub budaya yang asli semua nya hibrid artinya sudah bercampur baur dan saling terinfluence dengan budaya laennya. Point yang perlu kita ambil disini adalah bagaimana kita tetap mempertahankan idealisme kita dalam bermusik.
Kembali ke topic diatas bahwa idealisme dalam bermusik itu penting, dalam jalur music underground dimana dengan beridealisme maka secara bersamaan akan tercipta karya-karya yang betul-betul mempunyai sisi educated karena budaya yang di bawanya, walaupun sangat jarang public untuk memahami hal – hal seperti ini. Lalu anggapan minor itu pun muncul dan menganggap jenis music underground dan sejenisnya adalah sebagai musik aneh, kasar, blind, dan sampah. Sejalan dengan ini budaya easy lintening pun berkembang, sebagai budaya yang di terima di masyarakat.
Budaya easy listening sebagai akibat dari budaya instan . budaya easy listening dan instant ini lahir karena saat ini masyarakat kita ( negara berkembang ) sedang mengalami masa transisional yaitu dari budaya ekonomi agragris pertanian ke ekonomi capital ato industrial. Satu kaki berpijak pada budaya ekonomi agraris pertanian satu kaki terpijak pada ekonomi insdustri. secara langsung hal ini berpengaruh kepada sub budaya khususnya musik. Anda pasti akan sering melihat dan mendengar band-band gaul dengan musiknya yang pop mandayu -dayu dengan sedikit irama melayu. Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat kita sedang mengalami masa transisional itu tadi.
Sebelumnya saya pernah ngebahas tentang band – band cengeng menguasai industri musik tanah air, Di sini saya tekankan bahwa fenomena band – band cengeng merupakan budaya ambiguity sebagai akibat dari masa transisional tadi. artinya tidak ada nilai educated dan apresiasi mereka dalam perkembangan pengetahuan tentang seni kualitas dalam bermusik, jika anda setuju bahwa musik itu budaya dan pengetahuan, tentu anda mengerti tendensi arti dari pentingnya kualitas dalam bermusik. tapi jika anda hanya penikmat musik dan tidak mengerti tentang musik maka jawabannya adalah silahkan menikmati band band cengeng itu tadi dan menutup mata terhadap perkembangan kualitas musik indonesia saat ini.
Di masyarakat kita musik-musik aneh semacam musik undergeound dan lainnya, sangat tidak mempunyai porsi yang cukup dihati mereka. padahal aliran-aliran musik jenis ini mempunyai pengaruh besar dalam sejarah perkembangan musik dunia. Jika masyarakat sedikit cerdas dan menerima musik2 jenis ini maka anda ga akan melihat lagi preman2 yang saling bacok saat kerusuhan konser2 band mainstream. why? kenapa? adakah relevansinya? tentu ada dunkz !!!lets say preman2 itu tadi.
Sangat lucu jika konser-konser semacam band-band seperti ungu, peterpan dapat menimbulkan korban jiwa yang sedemikian banyaknya. Seharusnya dari rasional kita, kita akan berpendapat bahwa musik-musik shyahdu ala ungu dan kawan – kawan , seharusnya memberikan kesejukan bagi penikmatnya bukannya memberikan kesempatan dengan mendatangkan banyak korban. banyak aksi-aksi preman pasar dengan bangganya melempar batu, sendal, saling pukul saling jotos. pertunjukan musik di jadikan ajang adu otot dan ketololan, sudah tolol bodoh kampungan lagi. Masyarakat dan media selalu memberikan dispensasi atas kejadian stupid seperti itu, karena band seperti ungu, radja, peterpan sangat sustain di masyarakat dan di terima dengan baik.
Sebaliknya ada satu kebiasaan yang sangat sportive disini saya lihat di scene underground dalam melakukan konser musiknya yang underground juga, disana ada budaya moshing dimana ketika salah satu band tampil maka para moshers pun bersukarela melakukan moshing pit ato moshing. kegiatan ini sangat sportiver ketika terjadi benturan-benturan dengan sesama mosher maka ada satu budaya yang mereka pegang bahwa ini akibat dari kesenangan dan kebebasan dalam menikmati musik, manusiawi banget! Keributan-keributan kecil di selesaikan dengan cara damai ! bahwa semua adalah saudara, sehingga korban-korban jiwa akibat tusukan, lemparan batu ato benda kerasnnya laeinnya tidak akan terjadi. hal inilah yang membuat saya salut dengan anak-anak scene underground, seperti PUNK, SKINHEAD etc etc etc.
Tapi pemberitaan media akhir-akhir ini sangat memojokan mereka bahkan cenderung menyalahkan komunitas ini sebagai komunitas yang tak lazim. komunitas dengan dandanan aneh dengan rantai dan sepatu boat,anting-anting yang tak lazim, tato. Kalo public mau cerdas lagi. Gaya-gaya street fashion ini sekarang sudah memasuki industrialisasi kapital. padahal awalnya fashion-fashino liarnya ini tercipta karena counter culturenya terhadap budaya mapan.
Sangat banyak band-band sekarang menggunakan street fashion semisal radja, ungu,ST12 bahkan kangen band. dan saya yakin mereka ga akan tahu menahu tentang apa yang mereka kenakan sekarang ini adalah hasil dari budaya counter culture mulae dari kaum hippies dengan flower generationnya di taon 1959, dan punk di taon 1978. inilah yang membenyebabkan kenapa komunitas -komunitas underground sangat membenci band yang selalu nyentrik dengan street fashionnya, tampil serba wah dan komersil banget, sangat jauh dari misi awal dari lahirnya kostum itu, yaitu melawan budaya mapan dari kalangan hartawan dan borjuis.
Dan lihatlah apa yang terjadi sekarang, kaum minoritas seperti komunitas underground selalu di jadikan kambing hitam, atas salah satu kegagalan system pembangunan mental dan budaya di masyarakat. media membentuk bahwa kaum ini adalah produk barat, terjebak tampa masa depan. padahal kalo masyarakat mau berpikir cerdaaassss lagi. ternyata kaum inilah yang mempunyai karakter-karakter yang kuat dalam karya ciptanya di jalur musik. Dan identitasnya bukan sekedar tampil dengan makna estetika aja, tapi lebih dari itu, yaitu menentang budaya mapan dan eksploitasi capital. kaum ini tidak akan pernah terjebak dengan sikap ambiguity, karena perjuangan mereka jelas dengan musik sebagai medianya. Jangan heran di setiap lirik2 lagu band metal, yang terkesan sangar dan mirip setan, ternyata kebanyakan dari mereka menyuarakan tentang katidakadilan system, penindasan terhadap orang pinggir, penganiayaan terhadap kaum lemah, pemerkosaan hak hak asasi manusia. Rasa sosialnya yang sangat tinggi, tapi apa yang di dapat? hanya hinaan dan cacian makian dari sebaigan masyarakat kita yang sok suci dan sudah tercampur dengan sifat ambiguity tadi.
Terlepas dari itu, mari kita beridealis, anda mau di jalur ketoprak, jaipong, campursari, dangdut melayu, chilokak, ato ngepunk yang lebih umum lagi, silahkan bebas berkreasi. karena idealisme dalam bermusik adalah roh dari penciptaan suatu karakter dalam bermusik itu sendiri. sehingga tidak ada penyeragaman karya dalam bermusik seperti yang di lakukan oleh label-label mainstream akhir – akhir ini.
Semoga bermanfaat.