Bagi anda yang berkunjung ke Jogja, bahasa umumnya, gak nikmat kalo gak mencoba gudeg jogja, dan gak merasakan jogja jika tidak ke Keraton dan Malioboro. Namun, makin gak khidmat kalo kita tidak merasakan “café jalanan” ala Jogja.
Angkringan, sebuah keharmonisan dan dan kenikmatan dari sisi gelapnya malam jogja. Jika kita mau peka, lihatlan dipinggiran kota jogja, jika anda mendapati sebuah tenda dengan ciri khas lampu remang-remang, itulah angkringan. Coba anda kunjungi, rasakan sensasi makan lain yang “nggragas” di jogja. Rasakan nikmatnya kopi manis panas. Kopi panas jos “arang”, dan minuman hangat lainnya seperti wedang jahe dan teh.
Rasakan juga nasi koceng yang bervariasi seperti nasi sambel tempe, nasi teri dan nasi kucing lainnya. Anda pasti tidak akan menemukan khas ini di makanan “sedikit mahal” lainnya di jogja. Seperti gorengan tempe, tahu dan pisang, yang semuanya bisa dibakar. Mantap rasanya. Nikmati juga teh hangat dengan pisang bakar ala angkringan. Makin menjadi khidmatnya kita di nuansa malam jogja.
Apabila anda penggemar sate, mintalah dibakarkan sate keong, sate kerang dan sate usus, yang tentu saja hanya ada di angkringan.
Angkringan, sebuah fenomena unik dari pecahnya bisul budaya orang jogja dengan kekerabatan dan citarasa obrolan mereka. Angkringan tidak karena makanannya, tidak karena lampu teploknya dan tidak karena tendanya, namun karena tempat duduknya yang ngangkring. Waooo, sebuah keunikan yang saya sendiri liat tidak ada di daerah lainnya. Karena saya pernah ke kebumen, wates dan sekitarnya, tidak ada angkringan, bahkan magelang yang lansung berbatasan dengan jogja, sangat sulit ditemukan. Hehehe, sedikit ngoceh disini ya??
Sebagai hidangan penutup anda, nikmati wedang tape anda dengan mengobrol lama bersama kerabat anda saat berkunjung ke jogja. Nikmati indahnya yang tersembunyi di jogja, mari bersama saya, menikmati eleganitas dari minoritas di angkringan.
bernadtagger
memang angkringan adalah tempat yang enak buat ngobrol. belum lagi harga terjangkau :D
ReplyDeleteI LIKE IT